Ketika mengunjungi dataran tinggi Dieng, kamu biasanya langsung mencicipi atau membawa pulang oleh-oleh khasnya yaitu Carica Dieng. Buah mungil ini sering bikin orang penasaran karena bentuk dan rasanya unik banget. Meskipun sering dikira pepaya, ternyata carica adalah buah yang punya cerita dan rasa tersendiri, lho!
Carica Bukan Pepaya Biasa!

Banyak orang mengira carica sebagai pepaya mini. Saat mereka melihatnya sekilas, mereka langsung menangkap kemiripan bentuk antara carica dan pepaya. Namun, para peneliti mengklasifikasikan carica papaya dan pepaya biasa yang sering kamu temukan di pasar sebagai dua jenis yang berbeda. Petani di kawasan Dieng menanam carica yang memiliki nama ilmiah Vasconcellea cundinamarcensis. Meskipun para ahli botani mengelompokkan carica dalam keluarga yang sama dengan pepaya, mereka tetap membedakannya sebagai spesies yang berbeda.
Buah carica tumbuh subur di dataran tinggi, tepatnya di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu, tempat seperti Dieng dan Wonosobo menyediakan habitat yang cocok untuk menanam tanaman ini. Nah, karena hanya bisa tumbuh di ketinggian seperti ini, carica jadi tanaman yang cukup langka di daerah lain.
Kenapa Carica Wonosobo Jadi Oleh-oleh Wajib?

Saat kamu liburan ke Wonosobo atau ke Dataran Tinggi Dieng, pastikan kamu membawa pulang carica Wonosobo. Warga setempat telah menjadikan buah ini sebagai ikon oleh-oleh khas daerah mereka. Mereka mengolah carica menjadi manisan, lalu mengemasnya dengan rapi ke dalam cup atau botol kaca. Rasa manis, asam, dan segarnya langsung menggoda lidah, cocok banget buat kamu jadikan cemilan atau buah tangan.
Pengolah carica mengubah buah ini menjadi manisan bertekstur agak kenyal namun tetap lembut di mulut. Kuahnya yang manis seolah melengkapi kesegaran buahnya. Selain enak, carica juga kaya manfaat, seperti membantu pencernaan karena mengandung enzim papain dan vitamin C.
Proses Pengolahan Carica yang Nggak Sembarangan
Biar kamu tahu, kamu nggak bisa langsung makan carica kayak pepaya biasa karena rasanya sepat dan agak pahit saat masih mentah. Karena itu, warga Wonosobo biasanya mengolah carica dengan cara yang khusus. Mereka mengupas buah carica, membuang bijinya, lalu merendamnya dalam larutan khusus sebelum memasaknya dengan sirup gula alami.
Proses pengolahan ini menghilangkan rasa pahit dan menyisakan cita rasa manis-asam yang khas. Setelah itu, para pelaku UMKM atau produsen lokal mengemas carica ke dalam cup atau botol, lalu mendistribusikannya ke berbagai daerah, bahkan sampai ke luar Jawa.
Carica Dieng vs Oleh-oleh Lain: Mana yang Menjadi Favoritmu?
Kalau membandingkan sama oleh-oleh khas Jawa Tengah lainnya, misalnya Getuk Goreng Sokaraja, carica mempunyai daya tarik sendiri. Getuk goreng memang legendaris dan cocok buat kamu yang suka camilan gurih-manis. Tapi kalau kamu penggemar buah atau makanan segar, carica lebih cocok buat kamu bawa pulang.
Keduanya punya ciri khas masing-masing, dan uniknya, dua-duanya bisa kamu temukan dengan mudah kalau jalan-jalan ke kawasan tengah Jawa. Cocok banget buat kamu yang suka wisata kuliner sambil cari oleh-oleh.
Wisata Seru Untuk Mendampingi Kamu Makan Carica
Selain carica, Jawa tengah juga punya banyak daya tarik lain. Salah satunya adalah wisata alam yang indah dan sejuk. Tapi kalau kamu turun sedikit ke arah Purbalingga, kamu bisa mampir ke salah satu destinasi wisata air yang nggak kalah seru, yaitu Owabong Purbalingga.
Owabong cocok banget buat kamu yang jalan-jalan bareng keluarga. Pengunjung segala usia bisa menikmati kolam ombak, berbagai wahana air, hingga waterboom seru. Nah, kebayang kan asyiknya? Setelah puas main air, kamu bisa lanjut naik ke Wonosobo dan beli carica buat oleh-oleh!
Tips Memilih Carica yang Enak dan Asli
Sekarang makin banyak produk carica yang menjual di toko online maupun di toko oleh-oleh. Tapi supaya kamu nggak salah pilih, ini dia tips memilih carica asli Wonosobo:
- Lihat kemasannya – Carica asli biasanya punya label dengan nama produsen lokal dan mencantumkan “Asli Wonosobo” atau “Produk Dieng”.
- Periksa tanggal kadaluarsa – Pastikan carica yang kamu beli masih segar dan belum melewati tanggal kadaluarsa.
- Cek teksturnya – Carica yang bagus punya potongan buah yang utuh dan kuah yang jernih, bukan keruh atau berbau aneh.
Inovasi Produk Carica, Nggak Hanya Manisan!
Kini para pelaku UMKM di Wonosobo dan Dieng tidak hanya menjual carica dalam bentuk manisan biasa. Mereka aktif mengembangkan berbagai varian produk dari carica, seperti jelly carica, dodol carica, hingga selai carica. Bahkan, beberapa pelaku UMKM mencampurkan carica ke dalam minuman dingin yang menyegarkan.
Para pelaku usaha di Wonosobo terus mengembangkan kreativitas olahan carica, sehingga mereka berhasil mengenalkan carica ke lebih banyak orang dan menciptakan peluang besar untuk mempromosikan kekayaan kuliner daerah mereka ke luar daerah, bahkan hingga mancanegara.
Kesimpulan
Carica Dieng bukan sekadar buah biasa karena masyarakat Dieng dan Wonosobo telah menjadikannya bagian penting dalam cerita dan budaya mereka. Mereka mengolah carica dengan penuh ketelatenan dan memanfaatkan keunikannya baik dari segi rasa maupun proses penanaman yang hanya bisa tumbuh di ketinggian tertentu untuk mengangkat carica sebagai ikon kuliner khas pegunungan Jawa Tengah.
Jadi, kalau kamu lagi nyusun daftar destinasi wisata dan kuliner, jangan lupa masukkan carica ke dalam list kamu. Mau itu buat oleh-oleh, buat stok cemilan di rumah, atau bahkan buat jadi inspirasi bisnis kuliner lokal carica bisa jadi pilihan yang seru dan berkesan.
Kalau kamu butuh referensi wisata seru lainnya di sekitar Jawa Tengah, kamu juga bisa baca artikel tentang wisata Owabong Purbalingga di sini. Dan jangan lupa juga mampir membaca artikel tentang getuk legendaris dari Banyumas: Getuk Goreng Sokaraja. Keduanya cocok banget buat melengkapi perjalananmu menyusuri cita rasa khas Jawa.
