Ming. Des 21st, 2025
Kenapa Kita Merasa Canggung Saat Video Call

Pernah gak sih, setelah berjam-jam duduk berada di depan layar, kita sering merasakan kelelahan yang ekstrem, tetapi bukan fisik, melainkan mental? Fenomena inilah yang dikenal luas sebagai Zoom Fatigue. Ini adalah respons neurologis dan psikologis terhadap interaksi yang tidak alami bagi otak manusia. Kelelahan ini seringkali juga disertai dengan perasaan canggung saat video call atau panggilan video.

Beban Kognitif yang Berat

Beban Kognitif yang Berat

Kelelahan saat video call dapat terjadi karena otak kita harus bekerja keras dalam memproses sinyal sosial yang minim atau terdistorsi. Ini adalah sebuah proses yang disebut beban kognitif.

Dalam pertemuan tatap muka, kita menyerap informasi melalui bahasa tubuh, seperti gerakan kaki, postur, atau gerakan tangan. Video call secara drastis membatasi frame hanya pada kepala dan bahu. Akibatnya, otak harus mengalokasikan energi ekstra untuk mencari dan menganalisis isyarat non-verbal yang hilang dari wajah dan suara, yang seringkali menyebabkan interpretasi yang salah atau rasa canggung yang tidak perlu.

Dalam video call, kita sadar bahwa semua orang, termasuk kita sendiri, berada dalam jarak pandang yang dekat. Ada tekanan psikologis untuk selalu terlihat terlibat, fokus, dan antusias di depan kamera. Ini memaksa kita untuk mempertahankan performa yang konstan, berbeda dengan rapat fisik di mana kita bebas mengistirahatkan pandangan atau mencatat tanpa terasa ‘diperhatikan’ terus-menerus.

Meskipun terjadi hanya sepersekian detik, jeda atau lag antara audio dan video dapat mengganggu ritme percakapan alami. Jeda kecil ini membuat otak sulit memprediksi kapan giliran berbicara, sehingga memicu kebingungan dan keharusan untuk muting atau unmuting diri berulang kali yang bikin menambah beban mental. Gangguan non-verbal ini secara langsung berkontribusi pada perasaan canggung saat video call dan kecanggungan panggilan video, karena otak terus-menerus bekerja keras untuk menginterpretasikan sinyal yang tidak sinkron, menambah kelelahan mental dan self-awareness yang berlebihan.

Baca Juga  Sate Madura adalah Solusi Krisis Kepercayaan Global

Kenapa Bisa Canggung?

Kenapa Bisa Canggung?

Saat seseorang menatap kamera, bagi peserta lain, rasanya seperti tatapan langsung yang intens dan konstan. Namun di sisi lain, kita ga pernah tahu ke mana peserta lain benar-benar menatap. Jika kamu mencoba mempertahankan kontak mata dengan kamera, kamu sebetulnya tidak melihat lawan berbicara di layar. Tatapan yang berlebihan dan tidak alami ini dapat memicu rasa tidak nyaman, dan terasa canggung.

Coba bayangkan, kamu membawa cermin ke rapat kantor kamu, dan harus terus menerus melihat refleksi diri kamu selama rapat berlangsung. Melihat diri sendiri selama berjam-jam di waktu yang lama dapat meningkatkan kesadaran diri dan kecenderungan untuk menganalisis penampilan. Hal ini tentunya menguras energi mental dan memicu body image anxiety.

Bagaimana Solusinya?

Jika memungkinkan, matikan kamera kamu secara berkala, terutama saat hanya mendengarkan. Berikan otakmu istirahat dari tekanan untuk terus beraksi.

Ubah beberapa panggilan (terutama yang sifatnya diskusi santai atau one-on-one) menjadi panggilan suara biasa. Ini memungkinkan kamu bergerak, mengganti suasana, dan memberikan matamu istirahat dari layar.

Secara tegas batasi rapat menjadi 25 atau 50 menit, bukan 30 atau 60 menit penuh. Sisakan waktu jeda 5-10 menit di antara rapat untuk peregangan, minum air, atau menjauhkan diri dari layar. Ini membantu mengembalikan energi kognitif kamu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *